SEJARAH MATEMATIKA
Matematika mempunyai sejarah yang sangat berkaitan dengan sejak zaman Yunani Kuno. Matematika di samping merupakan sumber dan inspirasi bagi para filsuf, metodenya juga banyak diadopsi untuk mendeskripsikan pemikiran filsafat. Kita bahkan mengenal beberapa matematikawan yang sekaligus sebagai sorang filsuf, misalnya Leonhard euler, Carl Friedrich, Gauss, G. F. Bernhard Riemann, Euclid, René descartes, Pythagoras . Pada awal sejarah Kata “Matematika” berasal dari bahasa Yunani Kuno (máthēma), yang berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu, yang ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi “pengkajian matematika”, bahkan demikian juga pada zaman kuno. Kata sifatnya adalah (mathēmatikós), berkaitan dengan pengkajian, atau tekun belajar, yang lebih jauhnya berarti matematis, di dalam bahasa Latin ars mathematica, berarti seni matematika. Sedangkan dalam bahasa indonesia sendiri ialah Matematika adalah alat yang dapat membantu memecahkan berbagai permasalahan (dalam pemerintahan,industri, sains).
Asal
mula pemikiran matematika terletak di dalam konsep bilangan, besaran, dan
bangun. Metode yang digunakan adalah eksperimen atau penalaran induktif dan
penalaran deduktif. Penalaran induktif adalah penarikan kesimpulan setelah
melihat kasus-kasus yang khusus. Kesimpulan penalaran induktif memiliki derajat
kebenaran.
Sebelum zaman modern dan penyebaran ilmu pengetahuan ke seluruh
dunia Semua tulisan itu membahas teorema yang umum dikenal sebagai teorema
Pythagoras, yang tampaknya menjadi pengembangan matematika tertua dan paling
tersebar luas setelah aritmetika dasar dan geometri.
Perkembangan Periode Matematika yang pertama, pembagian waktu ke dalam tiga
periode,yakni, “dahulu”, “pertengahan”,dan “sekarang”. Pembagian ini
berdasarkan pertumbuhan matematika sendiri dan daya tahan hidup sesuai
zamannya. kedua, pembagian menurut cara konvensional dalam tujuh skala waktu
menurut penemuan naskah, yakni (1) Babilonia dan Mesir Kuno, (2)Kejayaan Yunani
(600 SM – 300), (3) Masyarakat Timur dekat (sebagian sebelum dan sebagian lagi
sesudah (2)), (4) Eropa dan masa Renaissance, (5) Abad ke-17,(6) Abad ke-18 dan
19, dan (7) Abad ke-20. Pembagian ini mengikuti perkembangan kebudayaan Eropa.
Setiap periode memiliki ciri khas yang umum. Pada periode “dahulu”,
cirikhasnya adalah empiris, mendasarkan pada pengalaman (indera) hidup
manusia.Periode “pertengahan” mulai dengan analisis (Descartes, Newton,
Leibniz, Galileo), sedangkan pada periode “sekarang” ciri khasnya adalah metode
abstraksi dan generalisasi.
Dalam periode terakhir, daerah jelajah matematika makin luas. Beberapa
cabang menjadi terlepas dari induknya dan menjadi otonom. Beberapa di antaranya
diserap dalam wadah yang lebih besar,misalnya analisis telah menggeneralisasi
geometri. Pelarian dan penangkapan kembali ini mengilhami para matematikawan
untuk merangkum kembali seluruh matematika. Awal abad ke-20 dipercayai
unifikasi akan dicapai melalui logika matematis (Bertrand Russell), ternyata
harapan ini sia-sia dan terlepas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar