A. Model Pembelajaran Kooperatif Learning
Cooperative
learning merupakan teknik pembelajaran yang mengelibatkan pada
pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam
kelompok-kelompok kecil (Saptono, 2003:32). Kepada siswa diajarkan keterampilan
keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya,
seperti menjelaskan kepada teman sekelompoknya, menghargai pendapat teman,
berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih lemah, dan
sebagainya. Agar terlaksana dengan baik strategi ini dilengkapi dengan LKS yang
berisi tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan siswa. Selama bekerja dalam
kelompok, setiap anggota kelompok berkesempatan untuk mengemukakan pendapatnya
dan memberikan respon terhadap pendapat temannya. Setelah menyelesaikan tugas
kelompok, masing-masing menyajikan hasil pekerjaannya didepan kelas untuk
didiskusikan dengan seluruh siswa.
B. Model
Pembelajaran Langsung (Direct Intruction)
Pengajaran
Langsung merupakan suatu model pengajaran yang sebenarnya bersifat teacher
center. Dalam menerapkan model pengajaran langsung guru harus
mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan kepada
siswa secara langkah demi langkah. Karena dalam pembelajaran peran guru sangat
dominan, maka guru dituntut agar dapat menjadi seorang model yang menarik bagi
siswa.
TABEL
1. SINTAKS MODEL PENGAJARAN LANGSUNG
FASE-FASE
|
PRILAKU
GURU
|
FASE
1
Menyampaikan
tujuan dan mempersiapkan siswa
|
Guru
menyampaikan tujuan, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran
ini, mempersiapkan siswa untuk belajar
|
FASE
2
Mendemonstrasikan
pengetahuan atau keterampilan
|
Guru
mendemonstrasikan keterampilan yang benar, atau menyajikan informasi tahap
demi tahap
|
FASE
3
Membimbing
pelatihan
|
Guru
merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
|
FASE
4
Mengecek
pemahaman dan memberikan umpan balik
|
Mencek
apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik
|
FASE
5
Memberikan
kesempatan untuk pelatihan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
|
Guru
mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian
khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan
sehari-hari.
|
Langkah-langkah
pembelajaran model pengajaran langsung pada dasarnya mengikuti pola-pola
pembelajaran secara umum. Meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
- Menyiapkan dan memotivasi siswa, Tujuan langkah awal ini untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa, serta memotivasi mereka untuk berperan serta dalam pelajaran itu.
- Menyampaikan tujuan, Siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa mereka berpartisipasi dalam suatu pelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang harus dapat mereka lakukan setelah selesai berperan serta dalam pelajaran.
- Presentasi dan Demonstrasi, Fase ini merupakan fase kedua pengajaran langsung. Guru melaksanakan presentasi atau demonstrasi pengetahuan dan keterampilan. Kunci keberhasilan kegiatan demonstrasi ialah tingkat kejelasan demostrasi informasi yang dilakukan dan mengikuti pola-pola demonstrasi yang efektif.
- Mencapai kejelasan, Hasil-hasil penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa kemampuan guru untuk memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa, mempunyai dampak yang positif terhadap proses belajar mengajar.
- Melakukan demonstrasi, Pengajaran langsung berpegang teguh pada asumsi bahwa sebagian besar yang dipelajari (hasil belajar) berasal dari mengamati orang lain. Belajar dengan meniru tingkah laku orang lain dapat menghemat waktu, menghindari siswa dari belajar melalui “trial and error.”
- Mencapai pemahaman dan penguasaan, Untuk menjamin agar siswa akan mengamati tingkah laku yang benar dan bukan sebaliknya, guru perlu benar-benar memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap demonstrasi ini berarti, bahwa jika guru perlu berupaya agar segala sesuatu yang didemonstrasikan juga benar.
- Berlatih, Agar dapat mendemonstrasikan sesuatu dengan benar diperlukan latihan yang intensif, dan memperhatikan aspek-aspek penting dari keterampilan atau konsep yang didemonstrasikan.
- Memberikan latihan Terbimbing, Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung ialah cara guru mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbing.” Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan konsep/keterampilan pada situasi yang baru.
C.
Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Arends
mengemukakan ada 5 fase (tahap) yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan
PBL. Fase-fase tersebut merujuk pada tahap-tahapan praktis yang dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran dengan PBL
Fase 1:
Mengorientasikan
mahasiswa pada masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang
diperlukan, memotivasi mahasiswa terlibat aktif pada aktivitas pemecahan
masalah yang dipilih
Fase 2:
Mengorganisasi mahasiswa untuk belajar Membantu mahasiswa membatasi dan mengorganisasi
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi
Fase 3:
Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok Mendorong mahasiswa
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan mencari untuk
penjelasan dan pemecahan
Fase 4:
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Membantu mahasiswa merencanakan dan
menyi-apkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model, dan membantu
mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Fase 5:
Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah Membantu mahasiswa melakukan refleksi
terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan selama berlangusungnya
pemecahan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar